Masih berupa Usulan

Bertolak Belakang, Paket Haji di Saudi Turun tapi di RI Naik Tinggi 

Ilustrasi Mekkah

JAKARTA--(KIBLATRIAU.COM)-- Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengumumkan bahwa biaya paket haji tahun 2023 turun 30 persen lebih murah dibandingkan tahun 2022 lalu. Namun seakan bertolak belakang, Kementerian Agama (Kemenag) Indonesia justru mengusulkan agar biaya haji naik lebih tinggi dari 2022 yakni jadi Rp 69,2 juta.Kenaikan biaya haji itu disampaikan langsung oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Meski begitu, dia memastikan itu masih berupa usulan.Usulan ini disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan paparan dalam Rapat Kerja bersama Komisi VIII DPR, Kamis (19/1). Raker ini membahas agenda persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, usulan BPIH 2023 naik Rp 514.888,02. Untuk diketahui, BPIH 2022 sebesar Rp 98.379.021,09 dengan komposisi BPIH sebesar Rp 39.886.009,00 (40,54%) dan nilai manfaat (optimalisasi) sebesar Rp
58.493.012,09 (59,46%)."Tahun ini pemerintah mengusulkan rata-rata BPIH per jamaah sebesar Rp 98.893.909, ini naik sekitar Rp 514 ribu dengan komposisi Bipih Rp 69.193.733 dan nilai manfaat (subsidi) sebesar Rp29.700.175 juta atau 30 persen," kata Yaqut.


Adapun komponen yang dibebankan langsung kepada jemaah, digunakan untuk membayar biaya penerbangan dari Embarkasi ke Arab Saudi (PP) sebesar Rp 33.979.784,00, akomodasi Makkah Rp 18.768.000,00, akomodasi Madinah Rp 5.601.840,00, biaya hidup Rp 4.080.000,00, visa Rp 1.224.000,00 dan paket layanan Masyair Rp 5.540.109,60."Usulan ini atas pertimbangan untuk memenuhi prinsip keadilan dan keberlangsungan dana haji. Formulasi ini juga telah melalui proses kajian," tuturnya.Kebijakan formulasi komponen BPIH tersebut, ujar Menag, diambil dalam rangka menyeimbangkan antara besaran beban jemaah dengan keberlangsungan dana nilai manfaat BPIH di masa yang akan datang. Menurutnya, pembebanan BPIH harus menjaga prinsip istitha'ah dan likuiditas penyelenggaraan ibadah haji tahun-tahun berikutnya."Itu usulan pemerintah. Menurut kami, itu yang paling logis untuk menjaga supaya yang ada di BPKH itu tidak tergerus, ya dengan komposisi seperti itu. Jadi dana manfaat itu dikurangi, tinggal 30%, sementara yang 70% menjadi tanggung jawab jemaah," terangnya.


Biaya Paket Haji di Arab Saudi Turun 30 Persen

Berbeda dengan Kemenag RI, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi justru mengumumkan bahwa biaya paket haji tahun ini 30 persen lebih murah dibandingkan tahun 2022 lalu.Dilansir media The Gulf, Dr Amr bin Reda Al Maddah, Wakil Kementerian Haji dan Umrah untuk Layanan Haji dan Umrah mengatakan bahwa lebih dari 90 persen paket haji ekonomi telah terjual sejauh ini.Al Maddah menambahkan bahwa bahwa kategori domestik tersebut dibagi berdasarkan perusahaan penyedia layanan. Oleh karena itu, daya serap akan diputuskan sesuai dengan jenis layanan yang disediakan di kamp.Awal pekan lalu, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengatakan bahwa jemaah haji dalam negeri kini memiliki pilihan untuk membayar paket haji mereka dalam tiga kali cicilan. Jadi tidak lagi membayar jumlah penuh di muka, seperti yang diwajibkan sebelumnya.Untuk memesan tempat, calon jemaah harus melakukan pembayaran sebagian sebesar 20 persen dari total biaya dalam waktu 72 jam sejak pendaftaran. Angsuran kedua sebesar 40 persen harus dibayar pada 7 Juli mendatang dan 40 persen sisanya harus dibayar pada 10 Oktober mendatang.

Setiap pembayaran akan memiliki faktur terpisah, dan status haji akan "dikonfirmasi" jika pembayaran dilakukan tepat waktu. Jika pembayaran tidak diselesaikan, maka pemesanan akan dibatalkan.Sementara itu, Menteri yang bertanggung jawab atas haji, Tawfiq Al Rabiah, mengatakan bahwa jumlah jemaah haji akan kembali ke angka pra-pandemi dengan pembatasan, termasuk batasan usia.Sebelum pandemi, sekitar 2,5 juta Muslim dari seluruh dunia berkumpul setiap tahun untuk menunaikan ibadah haji di kota suci Mekkah.Pada tahun 2020, hanya beberapa ribu penduduk di kerajaan tersebut yang menunaikan ibadah haji di bawah aturan jaga jarak sosial yang ketat. Kemudian pada tahun 2021, sekitar 60.000 penduduk ikut serta.Tahun lalu, sekitar satu juta jamaah menunaikan ibadah haji karena dibuka kembali untuk umat Islam dari luar negeri.

Kemenag Beri Penjelasan

Usai muncul perbedaan tersebut, Kementerian Agama Indonesia buka suara. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief memang membenarkan bahwa Arab Saudi menurunkan paket layanan haji 1444 H sekitar 30% dari harga yang mereka tetapkan tahun 2022.Menurutnya, penurunan paket haji itu juga sudah diperhitungkan dalam usulan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 1444 H/2023 M yang disusun pemerintah.Dijelaskan Hilman, yang diturunkan oleh pemerintah Arab Saudi adalah paket layanan haji. Adapun yang dimaksud dengan paket itu adalah layanan dari 8-13 Zulhijjah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau yang biasa disebut juga dengan Armuzna atau Masyair.

Untuk warga domestik, pemerintah Arab Saudi menawarkan empat paket layanan Masyair tahun 1444 H/2023 M:
1. Mulai SAR 10,596-SAR 11,841 (sekitar Rp 43 juta-Rp 48 juta)
2. Mulai SAR 8,092-SAR 8,458 (sekitar Rp 33 juta-Rp34,5 juta)
3. Mulai SAR 13,150 (sekitar Rp53,6 juta)

Saudi menawarkan juga paket ke empat, mulai SAR 3,984 (sekitar Rp 16 juta), namun tidak ada layanan di Mina (hanya akomodasi dan konsumsi di Arafah dan Muzdalifah)."Itulah yang disebut paket layanan haji yang ditangani oleh Syarikah atau perusahaan di Saudi. Harganya pada tahun lalu karena alasan pandemi, naik sangat signifikan. Tahun ini alhamdulillah diturunkan. Jadi terkait paket layanan haji di Masyair, hitungan dalam usulan BPIH pemerintah juga turun, kisarannya juga 30% dan itu sangat signifikan," tegas Hilman dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/1)."Tahun lalu paket layanan haji (Masyair) 2022 sebesar SAR 5.656,87. Alhamdulillah tahun ini selain turun,
Kemenag berhasil negosiasi hingga menjadi SAR 4.632,87. Turun sekitar SAR 1.024 atau 30%," sambungnya.


Jadi dalam usulan BPIH tahun ini, kata Hilman, pemerintah sudah melakukan penyesuaian harga sesuai yang ditetapkan Saudi. Meski demikian, pihaknya tetap mempertahankan kualitas layanan bagi jemaah di Masyair."Kepada perusahaan penyedia layanan, kami tetap meminta komitmen agar dengan harga yang ditetapkan pemerintah Saudi itu, layanan yang diberikan kepada jemaah juga tetap berkualitas," jelasnya.Namun demikian, kata Hilman, komponen BPIH tidak hanya paket layanan haji. Komponen biaya haji yang diusulkan pemerintah kepada DPR itu juga mencakup layanan akomodasi, konsumsi, dan transportasi selama di Arab Saudi, baik Jeddah, Makkah, maupun Madinah."Di luar Masyair, masa tinggal jemaah sekitar 30 hari, baik di Makkah maupun Madinah. Ini kita siapkan semua layanannya," papar Hilman.


Selain itu, penyusunan usulan BPIH juga memperhatikan komponen kurs Dollar (USD) dan kurs Riyal (SAR). Dalam usulan itu, asumsi yang digunakan adalah Rp 15.300 untuk kurs 1 USD, dan Rp 4.080 untuk kurs 1 SAR. Pada 2022, kurs SAR yang digunakan adalah Rp 3.846. Untuk kurs USD tahun 2022 adalah Rp 14.425.Hal lain yang menjadi perhatian adalah komponen pesawat. Sebab, ini sangat bergantung pada harga avtur."Usulan pemerintah terkait BPIH 1444 H itu belum final, karena terbuka untuk dibahas bersama dengan Komisi VIII DPR. Semoga kita bisa mendapatkan rumusan yang paling pas terkait biaya haji tahun ini," tandasnya.(Net/Hen)
 


Berita Lainnya...

Tulis Komentar